Ternyata oh ternyata, ternyata benar, kenyataan’nya memang benar, ternyata benar, orank di desa atau di kampunk itu males menjadi anak perantau itu ternyata oh tenyata ini jawabannya. Saat ini, detik ini, hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini dan 2 tahun lebih yank sudah aku lalui. Bersyukurlah buat kalian semua yank hidup’nya lebih memilih untuk hidup di desa atau di kampunk. Ternyata hidup di kota itu seperti hidup di hutan, hutan yank sepi dan gelap. Jika kita tidak mau melangkah untuk mencari jalan keluar dan mencari di mana ada’nya cahaya, kita tidak akan bisa keluar dari hutan itu. Arti’nya kita tidak akan bisa menggapai mimpi kita jika kita hanya bediam diri di kota. Ibu kota memang indah, tapi hati’hati buat kalian semua yank belum pernah hidup di kota. Apapun rasa’nya, hidup di kota itu harus dirasakan. Ya meskipun rasa’nya itu bukan rasa yank kita suka, yank kita mau atau rasa yank belum pernah kita rasakan sebelumnya . . .
Profil
Reguler = Rp. 75.000 - Photobook = Rp. 159.000 - Limited Edition = Rp. 299.000
www.hendrazun.blogspot.com
Selamat datank di www.hendrazun.blogspot.com. Ini adalah Website / Blog salah satu personil baralax band, yaitu pemain BASS yank bernama SUHENDRA, atau yank biasa kita kenal dengan nama dan biasa di panggilan si Hendra, dia ini adalah anak pertama dari bapak (Junedi) & ibu (Een Ernaningsih) dan mempunyai satu adik laki’laki yank bernama (Ade Candra). di tahun 1992 tepatnya di tanggal 2 Nopember 1992 terlahirlah seorank anak laki’laki turunan china sunda di salah satu rumah bidan anak di salah satu kampunk di desa Caracas – Kuningan, Jawa Barat. siapa lagi kalau bukan si Aa Hendra. desa Kaliaren Adalah tempat tinggalnya, TK Budi Asih Kaliaren, TPA Al-Hidayah Kaliaren, SDN Kaliaren, SMP N 4 Cilimus, SMK Swadaya PUI Cilimus Adalah Sekolah’Sekolah yank pernah dia datangi & yank pasti’nya tempat dia mencari ilmu, si Bassist yank biasa kita kenal si Hendra ini di tahun 2010 dia meneruskan pendidikan’nya di salah satu Kampus di Bekasi, tepat’nya di BSI (Bina Sarana Informatika) Bekasi Timur. Musik Adalah Hidup’Ku, Inilah yank biasa di kata’kan oleh semua Musisi di dunia, dan yank pasti’nya oleh si Bassist baralax band ini. baralax band sendiri terlahir di desa Kaliaren, di sekitar bulan januari di tahun 2006, Alhamdulillah sampai detik ini baralax band masih tetap ada dan masih tetap latihan latihan & latihan. Si Bassist kita ini adalah salah seorank yank benar’benar C.I.N.T.A akan dunia Musik. Pop Rock, Pop Melayu, Rock Melayu Adalah Musik Paporit’nya. Dia juga pernah ikut Castink di salah satu Manajemen Artis di Bekasi, tepat’nya di CH Entertainment. dan Alhamdulillah Castink Actink’nya LULUS. Radja, Ungu, d’Bagindas, SETIA Band, Cherrybelle & SHE (Girlband Taiwan) Adalah Band Paporit’nya. Ian Kasela Radja, Pasha Ungu, Bian d’Bagindas, Charly SETIA Band, Felly Cherrybelle & Ella Chen Jia Hua Adalah Suara’Suara Emas yank selalu memberikan Semangat untuk si Bassist ini melangkahkan kaki kecil’nya di setiap hari untuk menggapai Mimpi’nya. Drum Adalah Alat Musik masa lalu’nya. BASS Adalah Alat Musik Masa depan’nya !
MAJU TERUS DUNIA MUSIK INDONESIA ! ! ! ! !
Yefani Filliang & Ella Chen Jia Hua
China - Beijing Huan Ying Ni (Selamat Datang Di Beijing)
S.H.E - Jin Zhong Zhao Tie Bu Shan (New)
Cherrybelle - Diam Diam Suka (New)
Kamis, 25 April 2013
Ternyata Oh Ternyata
Ternyata oh ternyata, ternyata benar, kenyataan’nya memang benar, ternyata benar, orank di desa atau di kampunk itu males menjadi anak perantau itu ternyata oh tenyata ini jawabannya. Saat ini, detik ini, hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini dan 2 tahun lebih yank sudah aku lalui. Bersyukurlah buat kalian semua yank hidup’nya lebih memilih untuk hidup di desa atau di kampunk. Ternyata hidup di kota itu seperti hidup di hutan, hutan yank sepi dan gelap. Jika kita tidak mau melangkah untuk mencari jalan keluar dan mencari di mana ada’nya cahaya, kita tidak akan bisa keluar dari hutan itu. Arti’nya kita tidak akan bisa menggapai mimpi kita jika kita hanya bediam diri di kota. Ibu kota memang indah, tapi hati’hati buat kalian semua yank belum pernah hidup di kota. Apapun rasa’nya, hidup di kota itu harus dirasakan. Ya meskipun rasa’nya itu bukan rasa yank kita suka, yank kita mau atau rasa yank belum pernah kita rasakan sebelumnya . . .
Sedih
Sedih sedih & sedih. Jujur, Aku sedih banget semenjak menjadi anak perantau (Sendiri). Kampunk halamanku, Keluarga kecilku (Ayah, Ibu, Adik). Kamar kecilku di kampunk halamanku yank penuh dengan kenangan. Sekolahku (TK, TPA, SD, SMP, SMK). Sahabat sahabatku di kampunk. Baralax Band (Saudi = Drummer Baralax Band, Oman = Melodis + Vocal 1 Baralax Band). Aku kangeun kalian semua. Ya Allah. Apakah ini jalan hidupku ? Jujur, Aku ingin kembali menjadi anak kampunk yank apa adanya, yank bisa hidup bahagia meskipun tanpa harta. Harta yank palink berharga di mataku & dihidupku hanya keluarga kecilku. Ayah, Ibu, Adik, Aku kangeun kebahagian dan canda tawa kita dulu. Ya Allah . . . Aku ingin kembali ke kampunk halamanku !
Minggu, 14 April 2013
Kangeun
Ya Allah . . . Jujur, Aku kangeun banget sama kamar tidur aku di kampunk. Semua yang ada di kamar (TV, VCD, Radio, Sound Sistem, Meja Belajar, & yang palink utama yaitu yank pasti Kasur, yaaa meskipun cuma kasur biasa yank hanay berteman dengan bantal & gulink & selimut sobek, yang baunya susah untuk di lupakan (Haha . . . Bau Aceum) Tapi semua yang ada di kamer aku itu, mereka semua itu teman setiaku dari mulai aku lahir sampai aku berumur 17 tahun (kelas 3 SMK) !
Bingunk
Bingunk bingunk bingunk bingunk & bener’bener bingunk. Aku tidak tau, aku bingunk untuk memilih diantara hidup di kota atau di kampunk. Kota ? Memank si hidup di kota itu indah, tapi tak seindah hidup di kampunk. Kampunk ? Memank si hidup di kampunk itu seperti hidup di SURGA. Tapi aku tidak akan pernah merasakan keindahan kota jika aku tidak memilih untuk hidup di kota. Bingunk bingunk & bingunk. Untuk saat ini aku hanya bisa bersabar untuk jalan hidupku yank penuh dengan kebingungan di antara pilihan. Jika aku memilih kota, di suatu saat nanti mungkin aku pasti akan merindukan kampunk halamanku. Tapi, jika aku memilih kampunk, aku mungkin tidak akan pernah lagi melihat & merasakan indahnya hidup di kota. Ya Allah . . . Apakah ini jalan hidupku ? Bantu aku untuk memilih jalan hidupku Ya Allah. Amiiiiin . . . !!!!!
Rabu, 10 April 2013
Bahasa Sunda
Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
* Dialek Barat
* Dialek Utara
* Dialek Selatan
* Dialek Tengah Timur
* Dialek Timur Laut
* Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.
Sejarah dan penyebaran
Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda. Namun demikian, bahasa Sunda juga dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap. Banyak nama-nama tempat di Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Ironisnya, nama Cilacap banyak yang menentang bahwa ini merupakan nama Sunda. Mereka berpendapat bahwa nama ini merupakan nama Jawa yang "disundakan", sebab pada abad ke-19 nama ini seringkali ditulis sebagai "Clacap".
Selain itu menurut beberapa pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturannya sampai di sekitar Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama "Dieng" yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda Kuna). Seiring mobilisasi warga suku Sunda, penutur bahasa ini kian menyebar. Misalnya, di Lampung, di Jambi, Riau dan Kalimantan Selatan banyak sekali, warga Sunda menetap di daerah baru tersebut.
Fonologi
Saat ini Bahasa Sunda ditulis dengan Abjad Latin dan sangat fonetis. Ada lima suara vokal murni (a, é, i, o, u), dua vokal netral, (e (pepet) dan eu (ɤ), dan tidak ada diftong. Fonem konsonannya ditulis dengan huruf p, b, t, d, k, g, c, j, h, ng, ny, m, n, s, w, l, r, dan y.
Konsonan lain yang aslinya muncul dari bahasa Indonesia diubah menjadi konsonan utama: f -> p, v -> p, sy -> s, sh -> s, z -> j, and kh -> h.
Undak-usuk
Karena pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Mataram-Islam, bahasa Sunda - terutama di wilayah Parahyangan - mengenal undak-usuk atau tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun, di wilayah-wilayah pedesaan/pegunungan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma (bagi orang-orang daerah Bandung terdengar kasar) tetap dominan. Di bawah ini disajikan beberapa contoh.
Tradisi tulisan
Bahasa Sunda memiliki catatan tulisan sejak milenium kedua, dan merupakan bahasa Austronesia ketiga yang memiliki catatan tulisan tertua, setelah bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Tulisan pada masa awal menggunakan aksara Pallawa. Pada periode Pajajaran, aksara yang digunakan adalah aksara Sunda Kaganga. Setelah masuknya pengaruh Kesultanan Mataram pada abad ke-16, aksara hanacaraka (cacarakan) diperkenalkan dan terus dipakai dan diajarkan di sekolah-sekolah sampai abad ke-20. Tulisan dengan huruf latin diperkenalkan pada awal abad ke-20 dan sekarang mendominasi sastra tulisan berbahasa Sunda.
Bilangan dalam bahasa Sunda
1 hiji
2 dua
3 tilu
4 opat
5 lima
6 genep
7 tujuh
8 dalapan
9 salapan
10 sapuluh
Rabu, 03 April 2013
Gunung Ciremai
KRB II atau Daerah Waspada adalah daerah dengan radius 8 km dari kawah gunung dan merupakan daerah berisiko terkena lontaran material piroklastik dari dalam kawah dan rawan diterjang lahar hujan atau lahar dingin. Daerah Waspada ini meliputi luas wilayah sebesar 187,8 km persegi.
Kawasan Gunung Ciremai merupakan kawasan Hutan Lindung/Tutupan yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda dan disahkan pada tanggal 28 Mei 1941 dengan fungsi utama pengaturan tata air, pencegah erosi, sedimentasi, longsor, banjir dan bencana alam akibat letusan gunung merapi, menjaga kesuburan tanah areal di bawahnya dan kelestarian flora dan fauna di dalam ekosistemnya.
Seiring dengan perkembangan periode pengelolaan hutan di Indonesia, pada tanggal 10 Maret 1978, Kawasan Hutan Gunung Ciremai telah ditunjuk menjadi hutan produksi wilayah kerja unit produksi (Unit III) Perum Perhutani dengan SK Menteri Pertanian Nomor 143/Kpts/Um/3/1978. Dengan perubahan status kawasan menjadi hutan produksi menyebabkan terganggunya fungsi utama kawasan Gunung Ciremai karena terdapat pengelolaan tanah secara intensif dan penebangan hutan alam yang diganti dengan pohon pinus sehingga mengurangi habitat tumbuhan dan satwa liar. Pada tanggal 4 Juli 2003 Kawasan Hutan Gunung Ciremai yang dikelola Perum Perhutani berubah status menjadi Hutan Lindung Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. 195/Kpts-II/2003.
Usulan Bupati Kabupaten Kuningan dan Majalengka yang disetujui DPRD mendapat respon yang positif sehingga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004Tanggal 19 Oktober 2004, Perubahan Fungsi Hutan Lindung Pada Kelompok Hutan Gunung Ciremai Seluas + 15.500 ha Terletak di Kabupaten Kuningan Dan Majalengka, rovinsi Jawa Barat Menjadi Taman Nasional dan kemudian di kelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai sejak akhir tahun 2006.