Reguler = Rp. 75.000 - Photobook = Rp. 159.000 - Limited Edition = Rp. 299.000

www.hendrazun.blogspot.com

Selamat datank di www.hendrazun.blogspot.com. Ini adalah Website / Blog salah satu personil baralax band, yaitu pemain BASS yank bernama SUHENDRA, atau yank biasa kita kenal dengan nama dan biasa di panggilan si Hendra, dia ini adalah anak pertama dari bapak (Junedi) & ibu (Een Ernaningsih) dan mempunyai satu adik laki’laki yank bernama (Ade Candra). di tahun 1992 tepatnya di tanggal 2 Nopember 1992 terlahirlah seorank anak laki’laki turunan china sunda di salah satu rumah bidan anak di salah satu kampunk di desa Caracas – Kuningan, Jawa Barat. siapa lagi kalau bukan si Aa Hendra. desa Kaliaren Adalah tempat tinggalnya, TK Budi Asih Kaliaren, TPA Al-Hidayah Kaliaren, SDN Kaliaren, SMP N 4 Cilimus, SMK Swadaya PUI Cilimus Adalah Sekolah’Sekolah yank pernah dia datangi & yank pasti’nya tempat dia mencari ilmu, si Bassist yank biasa kita kenal si Hendra ini di tahun 2010 dia meneruskan pendidikan’nya di salah satu Kampus di Bekasi, tepat’nya di BSI (Bina Sarana Informatika) Bekasi Timur. Musik Adalah Hidup’Ku, Inilah yank biasa di kata’kan oleh semua Musisi di dunia, dan yank pasti’nya oleh si Bassist baralax band ini. baralax band sendiri terlahir di desa Kaliaren, di sekitar bulan januari di tahun 2006, Alhamdulillah sampai detik ini baralax band masih tetap ada dan masih tetap latihan latihan & latihan. Si Bassist kita ini adalah salah seorank yank benar’benar C.I.N.T.A akan dunia Musik. Pop Rock, Pop Melayu, Rock Melayu Adalah Musik Paporit’nya. Dia juga pernah ikut Castink di salah satu Manajemen Artis di Bekasi, tepat’nya di CH Entertainment. dan Alhamdulillah Castink Actink’nya LULUS. Radja, Ungu, d’Bagindas, SETIA Band, Cherrybelle & SHE (Girlband Taiwan) Adalah Band Paporit’nya. Ian Kasela Radja, Pasha Ungu, Bian d’Bagindas, Charly SETIA Band, Felly Cherrybelle & Ella Chen Jia Hua Adalah Suara’Suara Emas yank selalu memberikan Semangat untuk si Bassist ini melangkahkan kaki kecil’nya di setiap hari untuk menggapai Mimpi’nya. Drum Adalah Alat Musik masa lalu’nya. BASS Adalah Alat Musik Masa depan’nya !

MAJU TERUS DUNIA MUSIK INDONESIA ! ! ! ! !

Yefani Filliang & Ella Chen Jia Hua

China - Beijing Huan Ying Ni (Selamat Datang Di Beijing)

S.H.E - Jin Zhong Zhao Tie Bu Shan (New)

Cherrybelle - Diam Diam Suka (New)

Rabu, 03 April 2013

Gunung Ciremai

Sejarah Gunung Ciremai - Kuningan, Jawabarat


Sosok Gunung Ciremai, atau sering juga disebut Cereme, Careme, atau Cerme, memang bagaikan sesosok raksasa yang berdiri menjulang di tengah-tengah dataran rendah kawasan pantai utara Jawa Barat bagian timur. Tingginya yang mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut (m dpl) atau 2.578 meter di atas Kota Kuningan membuatnya menjadi gunung tertinggi di seantero Jawa Barat dan Banten. Gunung Ciremai dikategorikan sebagai gunung api kuarter Tipe A berbentuk strato yang masih berstatus aktif. Status aktif Tipe A yang dimilikinya, membuat Ciremai adalah satu dari 80 gunung api sejenis yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu di antara gunung api teraktif di Pulau Jawa. Ciremai juga termasuk dalam ratusan gunung api yang membentuk cincin api (ring of fire), yaitu rangkaian gunung api aktif yang berbentuk seperti rantai cincin mengelilingi Samudra Pasifik. Namun, jika dibanding gunung-gunung api aktif lainnya di Jawa dan Indonesia, Ciremai termasuk memiliki tabiat yang paling kalem dan ramah, karena sejak letusan pertama yang tercatat dalam sejarah pada tahun 1698 lalu, gunung tersebut tidak pernah mengeluarkan kekuatan yang terlalu berlebihan sehingga menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa manusia. Menurut Data Dasar Gunung Api di Indonesia yang dimiliki Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), selama kurun waktu 400 tahun terakhir, Gunung Ciremai hanya meletus sebanyak tujuh kali, tanpa data pasti jumlah korban jiwa yang ditimbulkan. Bandingkan dengan Gunung Merapi di Jawa Tengah yang telah meletus 28 kali hanya dalam kurun waktu 130 tahun dan menewaskan ribuan jiwa. Letusan pertama Gunung Ciremai tercatat terjadi pada 3 Februari 1698. Pada waktu itu, digambarkan sebuah gunung besar di Cirebon telah roboh dan menyebabkan permukaan air di sungai-sungai mendadak naik sehingga menyebabkan korban jiwa, tanpa data jumlah korban yang jelas. Letusan itu disusul letusan kecil pada 11-12 Agustus 1772, 1775, dan April 1805. Ketiganya tanpa menimbulkan jatuhnya korban jiwa atau kerusakan yang berarti. Tahun 1917 terjadi semburan uap belerang di dinding selatan gunung yang dikategorikan dalam letusan, kemudian pada September 1924 terjadi tembusan fumarola kuat di bagian barat kawah dan dinding pemisah kawah. Letusan besar terakhir tercatat pada periode 24 Juni 1937 7 Januari 1938, berupa letusan preatik dari kawah pusat dan celah-celah radial di dalam perut gunung. Meski tidak jatuh korban jiwa maupun kerusakan berat, tetapi abu vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut tercatat jatuh tersebar di kawasan seluas 52.500 kilometer persegi. Padahal, bagaimanapun juga, harus tetap disadari bahwa Gunung Ciremai adalah gunung berapi aktif. Bahkan, DVMBG hingga saat ini masih menetapkan sedikitnya tiga daerah kawasan rawan bencana (KRB) dengan tingkat-tingkat risiko masing-masing. KRB I atau Daerah Bahaya adalah daerah dengan radius 5 kilometer dari pusat kawah gunung yang kemungkinan bakal diterjang lahar panas maupun dingin, awan panas, dan jatuhan piroklastik berat, seperti batu-batuan dan bongkahan mineral dari perut gunung pada waktu meletus. Daerah ini meliputi luas wilayah sekitar 145,3 km persegi.
KRB II atau Daerah Waspada adalah daerah dengan radius 8 km dari kawah gunung dan merupakan daerah berisiko terkena lontaran material piroklastik dari dalam kawah dan rawan diterjang lahar hujan atau lahar dingin. Daerah Waspada ini meliputi luas wilayah sebesar 187,8 km persegi.

Hutan Lindung
Kawasan Gunung Ciremai merupakan kawasan Hutan Lindung/Tutupan yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda dan disahkan pada tanggal 28 Mei 1941 dengan fungsi utama pengaturan tata air, pencegah erosi, sedimentasi, longsor, banjir dan bencana alam akibat letusan gunung merapi, menjaga kesuburan tanah areal di bawahnya dan kelestarian flora dan fauna di dalam ekosistemnya.

Hutan Produksi dan Hutan Lindung
Seiring dengan perkembangan periode pengelolaan hutan di Indonesia, pada tanggal 10 Maret 1978, Kawasan Hutan Gunung Ciremai telah ditunjuk menjadi hutan produksi wilayah kerja unit produksi (Unit III) Perum Perhutani dengan SK Menteri Pertanian Nomor 143/Kpts/Um/3/1978. Dengan perubahan status kawasan menjadi hutan produksi menyebabkan terganggunya fungsi utama kawasan Gunung Ciremai karena terdapat pengelolaan tanah secara intensif dan penebangan hutan alam yang diganti dengan pohon pinus sehingga mengurangi habitat tumbuhan dan satwa liar. Pada tanggal 4 Juli 2003 Kawasan Hutan Gunung Ciremai yang dikelola Perum Perhutani berubah status menjadi Hutan Lindung Berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. 195/Kpts-II/2003. 

Taman Nasional
Usulan Bupati Kabupaten Kuningan dan Majalengka yang disetujui DPRD mendapat respon yang positif sehingga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004Tanggal 19 Oktober 2004, Perubahan Fungsi Hutan Lindung Pada Kelompok Hutan Gunung Ciremai Seluas + 15.500 ha Terletak di Kabupaten Kuningan Dan Majalengka, rovinsi Jawa Barat Menjadi Taman Nasional dan kemudian di kelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai sejak akhir tahun 2006.

Sumber Informasi : www.bumikuningan.blogdetik.com 

Logo Kota Kuningan Asri (Kampunk Tempat Kelahiran Hendra Zun)



Dan Yank 1 Ini Foto'Nya Yang Punya Kuningan Ni Bro. Asli Urank Sunda -> Bpk. H. Aang Hamid Suganda, S.Sos


Tidak ada komentar:

Posting Komentar